NPM : 14514080 Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan program mata kuliah Ilmu Sosial Budaya
Dasar. Guna menyempurnakan program belajar dan nilai akhir semester,maka saya
membuat karya ilmiah tentang “Batik Nusantara & Perkembangannya”. Sebagai
pembelajaran bagi diri sendiri dan pembacanya agar dapat mengikuti perkembangan
produk dalam negri yang semakin hari semakin dilupakan,akan tetapi banyak juga
kemajuannya. Mengetahui kelebihan dan kekurangan ,asli atau palsu produk
(Batik) buatan Indonesia tersebut. Dan dapat terjun langsung dalam pemberian
ide/inovasi pembaharuan batik Indonesia yang memiliki makna filosofis akan
budaya Indonesia.
II. Tujuan
·
Untuk menambah pengalaman dan wawasan penulis
·
Digunakan dalam bahan kajian kegiatan perkuliahan
·
Untuk lebih mencintai dan melestarikan kebudayaan lokal
(Indonesia)
BAB II
PEMBAHASAN
Kain batik sangat dekat dengan kehidupan masyarakat
Indonesia dalam kehidupan sehari- hari maupun acara-acara penting. Pada
kesempatan kali ini saya akan membahas tentang batik Indonesia yang merupakan
karya seni kriya Nusantara yang menjadi tradisi sejak ratusan tahun yang lalu.
Jenis-jenis batik, penggunaan batik,nilai batik pada generasi muda dan
perkembangan batik saat ini di era moderenisasi juga globalisasi.
BAB III
Batik Nusantara & Perkembanganya
Batik ialah lukisan atau gambar pada mori (kain)
yang dibuat dengan menggunakan alat bernama canting. Batik merupakan warisan
budaya nusantara (Indonesia) yang mempunyai nilai dan perpaduan seni yang
tinggi, sarat dengan makna filosofis dan simbol penuh makna yang memperlihatkan
cara berpikir masyarakat pembuatnya. Masuknya industri dalam usaha batik adalah
dampak dari modernisasi. Keterampilan membatik digunakan sebagai mata
pencaharian dan pekerjaan ekslusif bagi perempuan-perempuan Jawa hingga sampai
ditemukannya batik cap yang memungkinkan masuknya laki-laki dalam pekerjaan
membatik ini.
Di Indonesia, batik dibuat di berbagai daerah,
terutama di pulau Jawa. Di pulau jawa ini masih dibedakan lagi menjadi dua
yaitu batik daerah pesisiran yang merupakan batik yang berasal dari daerah
pinggiran pulau yang motifnya dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa asing yang
menetap, motifnya naturalis yang menggambarkan alam seperti binatang, tumbuhan,
pegunungan, dan cuaca. Dan batik
Yogya-Solo yang motifnya tidak dipengaruhi oleh kebudayaan lain dan motifnya
simbolik, jadi setiap gambar pada motif itu memiliki makna tersendiri.
Motif batik bisa berbeda-beda di setiap wilayah
dikarenakan pengaruh seni-seni budaya dari bangsa-bangsa asing yang menetap di
Indonesia sebelum penjajahan bangsa Eropa. Bangsa-bangsa itu adalah bangsa
Cina, Arab, Persia, India, dan lain-lain. Pada
pengaruh bangsa Cina bisa dilihat pada batik daerah Pekalongan dan
Indramayu. Batik Pekalongan mempunyai jenis batik Encim yang dikenal dengan
tata warna khas Cina, dan mengingatkan pada motif porselin-porselin Cina. Dan
batik Indramayu ada ragam hias Simbolis Kebudayaan Cina yang bermotif burung
Phoenix sebagai ciri khas seni rupa bangsa Cina.
Pada pengaruh bangsa Arab terlihat pada batik daerah
Jambi, batik Jambi ini merupakan batik yang ada di luar pulau Jawa yang
memiliki corak yang khas karena pengaruh agama Islam yang kuat dibandingkan
pengaruh budaya Cina. Batik Jambi ini mempunyai ragam hias kaligrafi Arab dan ragam hias geometris Timur Tengah. Ragam
hias kaligrafi Arab hanya dipakai pada selendang atau destar, tentunya dengan
maksud memuliakan ayat-ayat suci Al-Quran yang biasanya merupakan ragam hias
batik tersebut. Selain Arab ada juga pengaruh India pada Batik Jambi yaitu
adanya ragam hias patola dari kain Cinde dan bentuk kacang (kemeh, sembagen)
dari India.
Perkembangan batik semakin lama semakin tidak
terpaku pada motif yang didasarinya, ada yang menggabungkan unsur batik dengan
gambar corat-coret anak kecil yang menjadikan batik itu bersifat seperti
lukisan. Semakin lama banyak juragan batik yang memproduksi batiknya tidak
dengan cara tradisional melainkan dengan cara yang lebih modern dengan batik
printing atau menggunakan mesin cetak.
Perkembangan batik di Indonesia memuncak pada
tanggal 2 Oktober 2009, yakni UNESCO --United Nation Educational, Scientific
and Cultural Organization-- menetapkan Batik Indonesia sebagai sebuah
keseluruhan teknik, teknologi, pengembangan motif dan budaya yang terkait
dengan batik tersebut sebagai karya agung warisan kemanusiaan untuk budaya
lisan dan nonbendawi (Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of
Humanity) yaitu pengakuan internasional bahwa batik Indonesia adalah bagian
kekayaan peradaban manusia.
Sehingga tanggal 2 Oktober disepakati sebagai Hari
Batik Nasional itu tidak sia-sia lantaran bangsa ini memakai batik sebagai
salah satu koleksi mereka. Baik dalam bentuk pakaian secara sempurna maupun
sebagai tampilan asesoris lainnya.
Di jaman modern ini, kekreativitasan dan
perkembangan menjadi tantangan untuk menjadiakan produk lebih baik dan bernilai
tinggi. Batik salah satu contoh barang yang menjadi objek untuk dikembangkan
untuk lebih menarik di jaman modern ini. Sekarang ini batik menjadi motif pada
tas, sepatu, jaket, topi, sapu tangan, seprai, sarung, gorden, taplak meja,
kipas, bahkan sampai menjadi pakaian peragaan busana. Saya akan menceritakan
tentang perkembangan batik di jaman modern ini berdasarkan contoh di atas
Dari tas yang memiliki motif batik, menjadi favorit
para semua kalangan, motifnya bermacam-macam, dan warnanya tidak selalu coklat
seperti warna pada batik umumnya. Tas batik ini sempat menjadi tren di kalangan
remaja khususnya remaja putri. Tas bermotifkan batik ini kadang dikolaborasikan
dengan gambar atau hiasan yang bersifat retro ataustreet yang disukai para remaja. Produk ini sangat
disukai masyarakat Internasional sehingga banyak ekspor tas batik ini ke
mancanegara.
Penggunaan Batik
Indonesia batik cenderung digunakan untuk acara
resmi karena batik merupakan salah satu pakaian nasional Indonesia. Di Jawa
rata-rata masyarakatnya menggunakan batik pada saat menghadiri acara pernikahan
atau acara resmi lainnya.Saat ini berbusana batik tidak seperti pada zaman
dahulu yang harus mengikuti aturan-aturan pemakaian.
Batik menjadi lebih bebas dikreasikan dalam bentuk
apa pun. Batik bisa dijadikan busana yang dipakai sehari-hari maupun pada saat
bepergian ke mana pun. Saat kita bandingkan melihat batik pada masa sekarang
kemudian melihat batik pada masa lalu, tampak banyak sekali perbedaannya. Saat
ini batik lebih beragam. Keberagaman tersebut meliputi keberagaman motif batik
yang semakin lama semakin berkembang, keberagaman warna batik yang semakin lama
semakin menarik warnanya, serta keberagaman jenis bahan, teknik, dan desain
busananya
Bahan batik pada masa lalu berupa bahan katun atau
mori, tetapi sekarang pengetahuan bahan dan aplikasi untuk bahan batik sudah
sangat beragam. Selain katun mori, ada juga organdy, organdy chiffon, organdy
sutra, sutra, sutra ATBM (bukan mesin), chiffon, chiffon sutra, denim, suede,
dan masih banyak lagi. Bahkan, Carmanita berhasil mencipta batik dari bahan
lycra.
Teknik membatik pun berkembang. Zaman dahulu teknik
batik perintangan dengan malam dilakukan menggunakan berbagai macam canting.
Dalam perkembangannya, tidak hanya canting saja yang digunakan. tetapi juga
bisa menggunakan kuas. Selanjutnya, pewarnaannya tidak lagi hanya celup tetapi
bisa dengan menggunakan air-brush atau dengan teknik colet. Pengembangan teknik
yang tanpa batas ini akhirnya mampu mengembangkan berbagai efek dan tekstur
dalam motif batik masa kini. Penggunaan batik sebagai busana pun berkembang.
Busana yang tadinya menjadi kebutuhan sekunder, saat
ini mengalami pergeseran menjadi kebutuhan tersier. Pergeseran ini terjadi
karena busana mampu menjadi cerminan kepribadian dan citra diri pemakainya.
Desain busana batik saat ini sangat beragam. Orang dapat menunjukkan jati
dirinya, baik sifat dasar, status sosial, kemampuan ekonomi, dan lingkungan
keberadaan.
Jenis-Jenis Batik
Berdasarkan
teknik pembuatannya, batik dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis sebagai berikut :
•
Batik Tulis
Batik
tulis dilakukan sepenuhnya oleh keterampilan seorang pembatik, proses
pembuatannya diawali dari pembuatan pola atau motif, mengisi pola, hingga
pewarnaan.
•
Pembuatan batik memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan. Batik tulis memiliki
ciri-ciri yaitu :
•
Warna batik terlihat sama terang pada kedua sisi, karena proses pengerjaan
dilakukan di kedua sisi kain.
•
Batik memiliki aroma khas yang terbentuk dari hasil penggunaan malam (lilin)
dan proses pewarnaan.
Batik Tulis
•
Batik Cap
Batik
cap dibuat dengan menggunakan bantuan motif batik yang dibuat dalam bentuk
stempel atau cap tembaga. Proses pengerjaan batik cap ini adalah cap tembaga
diberi malam panas, kemudian distempelkan di atas kain polos, selanjutnya
dilakukan secara terus menerus hingga membentuk motif atau pola yang teratur.
•
Pembuatan batik memakan waktu kurang lebih 2-3 hari. Batik cap memiliki
ciri-ciri yaitu
•
Warna batik terlihat terang pada satu sisi, hanya pada bagian dalam nyaris sama
dan cenderung lebih buram.
•
Pola atau motif batik senantiasa simetris dan teratur.
Batik
Sablon atau Printing
Batik
printing dibuat dengan menggunakan motif pabrikan atau motif sablon, yaitu
motif batik yang telah dicetak secara otomatis.
•
Batik printing atau sablon ini dibuat tanpa menggunakan metode dasar batik,
karena dalam pengerjaannya tidak lagi menggunakan proses pencegahan serap warna
pada malam. Batik printing memiliki ciri-ciri yaitu :
•
Pola atau motif tampak rapi dan simetris baik letak maupun ukurannya.
•
Warna batik hanya tampak nyata pada satu sisi kain saja, hal ini dikarenakan
proses pewarnaan saat pencekatan dengan mesin hanya terjadi di satu sisi kain.
•
Batik Sablon Malam
Batik
sablon malam dibuat dengan cara menyablonkan malam atau lilin secara langsung
seperti pada pembuatan batik printing. Batik sablon malam dibuat dengan
perpaduan kombinasi batik sablon dengan batik cap.
•
Pembuatan batik sablon ini pun tidak melewati tatanan pembuatan batik
sebagaimana pembuatan batik tradisional, walaupun dalam pembuatannya masih
menggunakan bahan malam atau lilin.
Batik
sablon malam memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
•
Pola atau motif tidak berulang
•
Desain lebih detail
•
Warna pada kain sama di kedua sisi
•
Warna lebih tahan lama dan mengkilap
Nilai Batik Pada Generasi Muda
Banyak generasi muda yang tak paham
jenis batik atau bedanya batik dengan kain tradisional lain. Bahkan sudah
jarang produsen batik yang melahirkan batik tulis dengan motif klasik. Saat ini
lebih banyak yang mengandalkan batik print. Masyarakat zaman sekarang terutama
generasi muda cenderung lebih antusias membeli produk impor atau baju-baju
budaya luar (barat) . Bahkan terlihat setengah jadi,dan tidak sesuai dipakai
oleh generasi muda Indonesia yang
mayoritas masyarakatnya didominasi agama islam.
Kedepannya, kita berharap agar generasi muda lebih
menghargai nilai batik sesungguhnya. Batik itu dibuat sangat susah dan perlu
kesabaran. Dan orang Indonesia belum menghargai art dan lebih memilih batik
print impor yang jauh lebih murah. Pelan-pelan dari usia dini kesadaran ini
harus ditumbuhkan pada generasi muda agar lebih mencintai batik.
3
Aspek Kegunaan Batik
Penggunaan
batik dapat disesuaikan menurut bahan, motif, dan warna. Hal ini akan sangat
penting karena ketika aspek kegunaan bekerja, batik harus mampu hadir walaupun
dengan kreasi yang berbeda. Batik mempunyai beberapa aspek kegunaan yang
tentunya bermanfaat bagi manusia. Aspek kegunaan batik sebagai berikut:
Batik
sebagai Bahan Dekorasi
Dalam ilmu tata ruang dekorasi lebih dikenal dengan
istilah elemen estetis. Batik yang digunakan sebagai dekorasi dalam ruangan di
antaranya bisa berupa hiasan dinding atau wall hanging, sketsel atau penyekat
ruangan. dan patung. Penggunaan batik terus berkembang seiring dengan inovasi
dan kreativitas para pengusaha dan desainer batik.
Ditinjau dari segi motif, batik bisa hadir dalam
nuansa klasik atau pun nuansa modern dengan warna yang menyesuaikan kebutuhan
dekorasi. Akan tetapi, ada hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu aspek bahan
baku yang digunakan untuk membatik. Media batik tidak berupa kain mori dan
sutra saja. Batik yang dihadirkan dalam elemen estetis dekorasi harus mempunyai
karakter bahan yang lebih kuat dibanding dengan bahan yang digunakan sebagai
busana. Bahan untuk batik harus menyesuaikan fungsi pakai dan kegunaannya. Hal
ini harus selalu diperhatikan.
Batik sebagai Bahan Perlengkapan Hidup
Setelah
berkembang menjadi bahan sandang nasional dan sebagai hiasan, kini batik mulai
digunakan untuk membuat perlengkapan dan aksesori seperti tas, kantong ponsel,
sandal, dan kipas. Perkembangan produk ini memperkuat daya kreativitas sehingga
kegunaan batik pun semakin luas. Dengan begitu batik menjadi sangat akrab dalam
kehidupan kita.
Batik sebagai Busana
Penggunaan
batik sebagai busana tradisional semakin berkurang, terutama di kalangan
generasi muda. Makna simbolik yang ada pada ragam hias batik tradisional juga
makin kurang dikenal. Akan tetapi, dengan berbagai kreasi dan inovasi, kini
batik telah menjadi pakaian umum. Motif dan desainnya pun semakin berkembang
pesat sehingga generasi muda merasa nyaman dan senang menggunakan busana batik.
Banyak desainer muda yang memulai kiprah desain bajunya dengan mengambil batik
sebagai inspirasi pembuatan desain baju. Kreatifitas para desainer muda ini banyak
melahirkan beragam desain baju batik yang sangat elegan dan memenuhi tuntutan
gaya hidup modern.
BAB IV
KESIMPULAN
Di era Moderenisasi dan Globalisasi saat ini kita
dituntut untuk melestarikan dan mencintai budaya Negara kita sendiri, karna
jika tidak budaya kita akan terkikis oleh budaya luar (barat) seiring
berjalanya waktu tanpa kita sadari. Bahkan kemungkinan terbesar jika kita
lengah budaya kita dapat diambil oleh bangsa lain,seperti yang terjadi baru-baru
ini pada Reogponorogo.
Maka dari itu dalam tugas kali ini kita belajar
untuk lebih mencintai batik dan keberagaman adat istiadat lain yang ada di
Indonesia. Mengeluarkan inovasi-inovasi baru untuk mengembangkan batik
Indonesia dengan symbol-symbol syarat akan makna budaya bangsa Indonesia. Agar
dapat bersaing dengan batik buatan luar. Dan dapat meningkatkan devisa Negara
dengan membeli juga mencintai produk local.
Daftar Pustaka
Ayunda.
2012. Perkembangan Batik Masa Kini. [Online] Tesedia : http://ayundabatik.com/perkembangan-batik-masa-kino
[7Januari 2015]
Ayunda.
2012. 3 Aspek Kegunaan
Batik. [Online] Tersedia : http://ayundabatik.com/3-aspek kegunaan-batik [9 Januari 2015]
Pajar
Hatma Indra Jaya . 2013. Kisah
Berkembangnya Batik Bantul . [Online] Tersedia : http://www.aifis-digilib.org/uploads/1/3/4/6/13465004/jurnal_pmi_47_62.pdf
[7Januari
2015]
Ramadhan,
Iwet. 2013. Cerita Batik. Jakarta:
Literati books. [7Januari
2015]
Ratna,Biliq
& Friend. 2009. Padu Padan Batik.
Depok : Wisma Hijau [7Januari
2015]
Sarotus Sya’diyah. 2013. Pengrajin Batik di Era
Moderenisasi . [online] Tersedia :
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sosant/article/view/2942 [7Januari 2015]
Wulandari,
Ari. 2011. Batik Nusantara–Makna
Filosofis,Cara Pembuatan,dan Industri Batik. Yogyakarta: Andi Publiser. [7Januari 2015]
Yukie Prima Simarmata . 2013 Batik Nusantara . [Online] Tersedia : http://www.academia.edu/7724751/Batik_Nusantara
[7Januari 2015]
Pajar
Hatma Indra Jaya . 2013. Kisah
Berkembangnya Batik Bantul . [Online] Tersedia : http://www.aifis-digilib.org/uploads/1/3/4/6/13465004/jurnal_pmi_47_62.pdf