Sabtu, 10 Januari 2015

Tugas Ilmu Sosial Budaya Dasar


Nama : Fauzia Ayu Nanda                          Kelas            : 1PA04 
NPM  : 14514080                                      Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar 

BAB I

PENDAHULUAN

       I.            Latar Belakang Masalah

Berdasarkan program mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar. Guna menyempurnakan program belajar dan nilai akhir semester,maka saya membuat karya ilmiah tentang “Batik Nusantara & Perkembangannya”. Sebagai pembelajaran bagi diri sendiri dan pembacanya agar dapat mengikuti perkembangan produk dalam negri yang semakin hari semakin dilupakan,akan tetapi banyak juga kemajuannya. Mengetahui kelebihan dan kekurangan ,asli atau palsu produk (Batik) buatan Indonesia tersebut. Dan dapat terjun langsung dalam pemberian ide/inovasi pembaharuan batik Indonesia yang memiliki makna filosofis akan budaya Indonesia.

    II.            Tujuan

·         Untuk menambah pengalaman dan wawasan penulis
·         Digunakan dalam bahan kajian kegiatan perkuliahan
·         Untuk lebih mencintai dan melestarikan kebudayaan lokal (Indonesia)

BAB II

PEMBAHASAN

Kain batik sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari- hari maupun acara-acara penting. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang batik Indonesia yang merupakan karya seni kriya Nusantara yang menjadi tradisi sejak ratusan tahun yang lalu. Jenis-jenis batik, penggunaan batik,nilai batik pada generasi muda dan perkembangan batik saat ini di era moderenisasi juga globalisasi.

BAB III

Batik Nusantara & Perkembanganya

Batik ialah lukisan atau gambar pada mori (kain) yang dibuat dengan menggunakan alat bernama canting. Batik merupakan warisan budaya nusantara (Indonesia) yang mempunyai nilai dan perpaduan seni yang tinggi, sarat dengan makna filosofis dan simbol penuh makna yang memperlihatkan cara berpikir masyarakat pembuatnya. Masuknya industri dalam usaha batik adalah dampak dari modernisasi. Keterampilan membatik digunakan sebagai mata pencaharian dan pekerjaan ekslusif bagi perempuan-perempuan Jawa hingga sampai ditemukannya batik cap yang memungkinkan masuknya laki-laki dalam pekerjaan membatik ini.
Di Indonesia, batik dibuat di berbagai daerah, terutama di pulau Jawa. Di pulau jawa ini masih dibedakan lagi menjadi dua yaitu batik daerah pesisiran yang merupakan batik yang berasal dari daerah pinggiran pulau yang motifnya dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa asing yang menetap, motifnya naturalis yang menggambarkan alam seperti binatang, tumbuhan, pegunungan, dan cuaca.  Dan batik Yogya-Solo yang motifnya tidak dipengaruhi oleh kebudayaan lain dan motifnya simbolik, jadi setiap gambar pada motif itu memiliki makna tersendiri.
Motif batik bisa berbeda-beda di setiap wilayah dikarenakan pengaruh seni-seni budaya dari bangsa-bangsa asing yang menetap di Indonesia sebelum penjajahan bangsa Eropa. Bangsa-bangsa itu adalah bangsa Cina, Arab, Persia, India, dan lain-lain. Pada  pengaruh bangsa Cina bisa dilihat pada batik daerah Pekalongan dan Indramayu. Batik Pekalongan mempunyai jenis batik Encim yang dikenal dengan tata warna khas Cina, dan mengingatkan pada motif porselin-porselin Cina. Dan batik Indramayu ada ragam hias Simbolis Kebudayaan Cina yang bermotif burung Phoenix sebagai ciri khas seni rupa bangsa Cina.
Pada pengaruh bangsa Arab terlihat pada batik daerah Jambi, batik Jambi ini merupakan batik yang ada di luar pulau Jawa yang memiliki corak yang khas karena pengaruh agama Islam yang kuat dibandingkan pengaruh budaya Cina. Batik Jambi ini mempunyai ragam hias kaligrafi Arab  dan ragam hias geometris Timur Tengah. Ragam hias kaligrafi Arab hanya dipakai pada selendang atau destar, tentunya dengan maksud memuliakan ayat-ayat suci Al-Quran yang biasanya merupakan ragam hias batik tersebut. Selain Arab ada juga pengaruh India pada Batik Jambi yaitu adanya ragam hias patola dari kain Cinde dan bentuk kacang (kemeh, sembagen) dari India.
Perkembangan batik semakin lama semakin tidak terpaku pada motif yang didasarinya, ada yang menggabungkan unsur batik dengan gambar corat-coret anak kecil yang menjadikan batik itu bersifat seperti lukisan. Semakin lama banyak juragan batik yang memproduksi batiknya tidak dengan cara tradisional melainkan dengan cara yang lebih modern dengan batik printing atau menggunakan mesin cetak.
Perkembangan batik di Indonesia memuncak pada tanggal 2 Oktober 2009, yakni UNESCO --United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization-- menetapkan Batik Indonesia sebagai sebuah keseluruhan teknik, teknologi, pengembangan motif dan budaya yang terkait dengan batik tersebut sebagai karya agung warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi (Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity) yaitu pengakuan internasional bahwa batik Indonesia adalah bagian kekayaan peradaban manusia.
Sehingga tanggal 2 Oktober disepakati sebagai Hari Batik Nasional itu tidak sia-sia lantaran bangsa ini memakai batik sebagai salah satu koleksi mereka. Baik dalam bentuk pakaian secara sempurna maupun sebagai tampilan asesoris lainnya.
Di jaman modern ini, kekreativitasan dan perkembangan menjadi tantangan untuk menjadiakan produk lebih baik dan bernilai tinggi. Batik salah satu contoh barang yang menjadi objek untuk dikembangkan untuk lebih menarik di jaman modern ini. Sekarang ini batik menjadi motif pada tas, sepatu, jaket, topi, sapu tangan, seprai, sarung, gorden, taplak meja, kipas, bahkan sampai menjadi pakaian peragaan busana. Saya akan menceritakan tentang perkembangan batik di jaman modern ini berdasarkan contoh di atas
Dari tas yang memiliki motif batik, menjadi favorit para semua kalangan, motifnya bermacam-macam, dan warnanya tidak selalu coklat seperti warna pada batik umumnya. Tas batik ini sempat menjadi tren di kalangan remaja khususnya remaja putri. Tas bermotifkan batik ini kadang dikolaborasikan dengan gambar atau hiasan yang bersifat retro ataustreet  yang disukai para remaja. Produk ini sangat disukai masyarakat Internasional sehingga banyak ekspor tas batik ini ke mancanegara.

Penggunaan Batik

Indonesia batik cenderung digunakan untuk acara resmi karena batik merupakan salah satu pakaian nasional Indonesia. Di Jawa rata-rata masyarakatnya menggunakan batik pada saat menghadiri acara pernikahan atau acara resmi lainnya.Saat ini berbusana batik tidak seperti pada zaman dahulu yang harus mengikuti aturan-aturan pemakaian.
Batik menjadi lebih bebas dikreasikan dalam bentuk apa pun. Batik bisa dijadikan busana yang dipakai sehari-hari maupun pada saat bepergian ke mana pun. Saat kita bandingkan melihat batik pada masa sekarang kemudian melihat batik pada masa lalu, tampak banyak sekali perbedaannya. Saat ini batik lebih beragam. Keberagaman tersebut meliputi keberagaman motif batik yang semakin lama semakin berkembang, keberagaman warna batik yang semakin lama semakin menarik warnanya, serta keberagaman jenis bahan, teknik, dan desain busananya

Bahan batik pada masa lalu berupa bahan katun atau mori, tetapi sekarang pengetahuan bahan dan aplikasi untuk bahan batik sudah sangat beragam. Selain katun mori, ada juga organdy, organdy chiffon, organdy sutra, sutra, sutra ATBM (bukan mesin), chiffon, chiffon sutra, denim, suede, dan masih banyak lagi. Bahkan, Carmanita berhasil mencipta batik dari bahan lycra.
Teknik membatik pun berkembang. Zaman dahulu teknik batik perintangan dengan malam dilakukan menggunakan berbagai macam canting. Dalam perkembangannya, tidak hanya canting saja yang digunakan. tetapi juga bisa menggunakan kuas. Selanjutnya, pewarnaannya tidak lagi hanya celup tetapi bisa dengan menggunakan air-brush atau dengan teknik colet. Pengembangan teknik yang tanpa batas ini akhirnya mampu mengembangkan berbagai efek dan tekstur dalam motif batik masa kini. Penggunaan batik sebagai busana pun berkembang.
Busana yang tadinya menjadi kebutuhan sekunder, saat ini mengalami pergeseran menjadi kebutuhan tersier. Pergeseran ini terjadi karena busana mampu menjadi cerminan kepribadian dan citra diri pemakainya. Desain busana batik saat ini sangat beragam. Orang dapat menunjukkan jati dirinya, baik sifat dasar, status sosial, kemampuan ekonomi, dan lingkungan keberadaan.

Jenis-Jenis Batik

Berdasarkan teknik pembuatannya, batik dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis sebagai berikut :
• Batik Tulis
Batik tulis dilakukan sepenuhnya oleh keterampilan seorang pembatik, proses pembuatannya diawali dari pembuatan pola atau motif, mengisi pola, hingga pewarnaan.
• Pembuatan batik memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan. Batik tulis memiliki ciri-ciri yaitu :
• Warna batik terlihat sama terang pada kedua sisi, karena proses pengerjaan dilakukan di kedua sisi kain.
• Batik memiliki aroma khas yang terbentuk dari hasil penggunaan malam (lilin) dan proses pewarnaan.
Batik Tulis
• Batik Cap
Batik cap dibuat dengan menggunakan bantuan motif batik yang dibuat dalam bentuk stempel atau cap tembaga. Proses pengerjaan batik cap ini adalah cap tembaga diberi malam panas, kemudian distempelkan di atas kain polos, selanjutnya dilakukan secara terus menerus hingga membentuk motif atau pola yang teratur.
• Pembuatan batik memakan waktu kurang lebih 2-3 hari. Batik cap memiliki ciri-ciri yaitu
• Warna batik terlihat terang pada satu sisi, hanya pada bagian dalam nyaris sama dan cenderung lebih buram.
• Pola atau motif batik senantiasa simetris dan teratur.
Batik Sablon atau Printing
Batik printing dibuat dengan menggunakan motif pabrikan atau motif sablon, yaitu motif batik yang telah dicetak secara otomatis.
• Batik printing atau sablon ini dibuat tanpa menggunakan metode dasar batik, karena dalam pengerjaannya tidak lagi menggunakan proses pencegahan serap warna pada malam. Batik printing memiliki ciri-ciri yaitu :
• Pola atau motif tampak rapi dan simetris baik letak maupun ukurannya.
• Warna batik hanya tampak nyata pada satu sisi kain saja, hal ini dikarenakan proses pewarnaan saat pencekatan dengan mesin hanya terjadi di satu sisi kain.
• Batik Sablon Malam
Batik sablon malam dibuat dengan cara menyablonkan malam atau lilin secara langsung seperti pada pembuatan batik printing. Batik sablon malam dibuat dengan perpaduan kombinasi batik sablon dengan batik cap.
• Pembuatan batik sablon ini pun tidak melewati tatanan pembuatan batik sebagaimana pembuatan batik tradisional, walaupun dalam pembuatannya masih menggunakan bahan malam atau lilin.
Batik sablon malam memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Pola atau motif tidak berulang
• Desain lebih detail
• Warna pada kain sama di kedua sisi
• Warna lebih tahan lama dan mengkilap

Nilai Batik Pada Generasi Muda

Banyak generasi muda yang tak paham jenis batik atau bedanya batik dengan kain tradisional lain. Bahkan sudah jarang produsen batik yang melahirkan batik tulis dengan motif klasik. Saat ini lebih banyak yang mengandalkan batik print. Masyarakat zaman sekarang terutama generasi muda cenderung lebih antusias membeli produk impor atau baju-baju budaya luar (barat) . Bahkan terlihat setengah jadi,dan tidak sesuai dipakai oleh generasi muda Indonesia  yang mayoritas masyarakatnya didominasi agama islam.
Kedepannya, kita berharap agar generasi muda lebih menghargai nilai batik sesungguhnya. Batik itu dibuat sangat susah dan perlu kesabaran. Dan orang Indonesia belum menghargai art dan lebih memilih batik print impor yang jauh lebih murah. Pelan-pelan dari usia dini kesadaran ini harus ditumbuhkan pada generasi muda agar lebih mencintai batik.
3 Aspek Kegunaan Batik
Penggunaan batik dapat disesuaikan menurut bahan, motif, dan warna. Hal ini akan sangat penting karena ketika aspek kegunaan bekerja, batik harus mampu hadir walaupun dengan kreasi yang berbeda. Batik mempunyai beberapa aspek kegunaan yang tentunya bermanfaat bagi manusia. Aspek kegunaan batik sebagai berikut:
Batik sebagai Bahan Dekorasi
Dalam ilmu tata ruang dekorasi lebih dikenal dengan istilah elemen estetis. Batik yang digunakan sebagai dekorasi dalam ruangan di antaranya bisa berupa hiasan dinding atau wall hanging, sketsel atau penyekat ruangan. dan patung. Penggunaan batik terus berkembang seiring dengan inovasi dan kreativitas para pengusaha dan desainer batik.

Ditinjau dari segi motif, batik bisa hadir dalam nuansa klasik atau pun nuansa modern dengan warna yang menyesuaikan kebutuhan dekorasi. Akan tetapi, ada hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu aspek bahan baku yang digunakan untuk membatik. Media batik tidak berupa kain mori dan sutra saja. Batik yang dihadirkan dalam elemen estetis dekorasi harus mempunyai karakter bahan yang lebih kuat dibanding dengan bahan yang digunakan sebagai busana. Bahan untuk batik harus menyesuaikan fungsi pakai dan kegunaannya. Hal ini harus selalu diperhatikan.

Batik sebagai Bahan Perlengkapan Hidup

Setelah berkembang menjadi bahan sandang nasional dan sebagai hiasan, kini batik mulai digunakan untuk membuat perlengkapan dan aksesori seperti tas, kantong ponsel, sandal, dan kipas. Perkembangan produk ini memperkuat daya kreativitas sehingga kegunaan batik pun semakin luas. Dengan begitu batik menjadi sangat akrab dalam kehidupan kita.

Batik sebagai Busana

Penggunaan batik sebagai busana tradisional semakin berkurang, terutama di kalangan generasi muda. Makna simbolik yang ada pada ragam hias batik tradisional juga makin kurang dikenal. Akan tetapi, dengan berbagai kreasi dan inovasi, kini batik telah menjadi pakaian umum. Motif dan desainnya pun semakin berkembang pesat sehingga generasi muda merasa nyaman dan senang menggunakan busana batik. Banyak desainer muda yang memulai kiprah desain bajunya dengan mengambil batik sebagai inspirasi pembuatan desain baju. Kreatifitas para desainer muda ini banyak melahirkan beragam desain baju batik yang sangat elegan dan memenuhi tuntutan gaya hidup modern.
  

BAB IV

KESIMPULAN

Di era Moderenisasi dan Globalisasi saat ini kita dituntut untuk melestarikan dan mencintai budaya Negara kita sendiri, karna jika tidak budaya kita akan terkikis oleh budaya luar (barat) seiring berjalanya waktu tanpa kita sadari. Bahkan kemungkinan terbesar jika kita lengah budaya kita dapat diambil oleh bangsa lain,seperti yang terjadi baru-baru ini pada Reogponorogo.
Maka dari itu dalam tugas kali ini kita belajar untuk lebih mencintai batik dan keberagaman adat istiadat lain yang ada di Indonesia. Mengeluarkan inovasi-inovasi baru untuk mengembangkan batik Indonesia dengan symbol-symbol syarat akan makna budaya bangsa Indonesia. Agar dapat bersaing dengan batik buatan luar. Dan dapat meningkatkan devisa Negara dengan membeli juga mencintai produk local.  

Daftar Pustaka

Ayunda. 2012. Perkembangan Batik Masa Kini. [Online] Tesedia :  http://ayundabatik.com/perkembangan-batik-masa-kino [7Januari 2015]
Ayunda. 2012. 3 Aspek Kegunaan Batik. [Online] Tersedia : http://ayundabatik.com/3-aspek         kegunaan-batik [9 Januari 2015]
Pajar Hatma Indra Jaya . 2013. Kisah Berkembangnya Batik Bantul . [Online] Tersedia :    http://www.aifis-digilib.org/uploads/1/3/4/6/13465004/jurnal_pmi_47_62.pdf [7Januari 2015]
Ramadhan, Iwet. 2013. Cerita Batik. Jakarta: Literati books. [7Januari 2015]
Ratna,Biliq & Friend. 2009. Padu Padan Batik. Depok : Wisma Hijau [7Januari 2015]
Sarotus Sya’diyah. 2013. Pengrajin Batik di Era Moderenisasi . [online] Tersedia :
Wulandari, Ari. 2011. Batik Nusantara–Makna Filosofis,Cara Pembuatan,dan Industri Batik.        Yogyakarta: Andi Publiser. [7Januari 2015]
Yukie Prima Simarmata . 2013 Batik Nusantara . [Online] Tersedia :            http://www.academia.edu/7724751/Batik_Nusantara [7Januari 2015]
Pajar Hatma Indra Jaya . 2013. Kisah Berkembangnya Batik Bantul . [Online] Tersedia :    http://www.aifis-digilib.org/uploads/1/3/4/6/13465004/jurnal_pmi_47_62.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar