Selasa, 12 April 2016

KESEHATAN MENTAL : STRES



Nama               : Fauzia Ayu Nanda                                NPM               : 14514080
Kelas               : 2PA09                                                   Mata Kuliah    : Kesehatan Mental

STRESS

Pengertian
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Suatu kondisi yang disebabkan adanya ketidaksesuaian antara situasi yang diinginkan dengan keadaan biologis, psikologis atau sistem sosial individu . Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang , bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental.

Proses Terjadinya Stres

Setiap manusia dalam kehidupannya akan mengalami trauma pada jiwanya, tapi dampak / efeknya kepada kekuatan jiwa orang tersebut (kekuatan mental). Orang yang tidak beriman akan memiliki mental yang lemah, ditandai dengan pikiran (ratio) yang sempit dan perasaan yang rendah. Stres diawali dengan adanya konflik batin. Konflik jiwa ini terjadi karena harapan (perasaan)  bertentangan dengan kenyataan (ratio). Akibat trauma psychis menimbulkan konflik bathin, maka pada tahap awal akan melahirkan  perasaan kecewa,maka perasaan kecewa akan berubah menjadi marah.

Stress sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu :

1.      Eustress 
Merupakan jenis stress, dimana stress yang muncul akan menyebabkan seseorang ingin melakukan sesuatu yang lebih baik lagi, dan tidak menimbulkan efek negatif atau sering juga dikenal dengan istilah stress positif. Contoh: perubahan peran setelah menikah, kelahiran anak pertama, dan lain-lain.

2.      Distress
Sering dikenal dengan istilah stress negatif. Inilah stress yang sering dihindari oleh orang-orang, karena akan menyebabkan kondisi tubuh dan mental menjadi terpuruk dan dapat berujung pada depresi. Contoh: pertengkaran, kematian pasangan hidup, dan lain-lain.
3.      Hipostres
Hari-hari tanpa kekhawatiran dan tantangan juga dapat memicu tipe stres lainnya, yaitu hipostres. Hipostres merupakan “ketidakadaan” stres, tetapi bisa juga diartikan kebosanan yang ekstrem. Seseorang yang mengalami hipostres mungkin merasa tidak tertantang, tidak memiliki motivasi untuk melakukan apa pun. Hipostres dapat memicu perasaan depresi dan kesia-siaan.

Faktor – Faktor Penyebab Terjadinya Stress

1.      Tekanan di tempat kerja
Rentang waktu deadline yang mencekik, tuntutan kesempurnaan hasil kerja dari atasan, dan kesulitan mengimplementasikan rencana kerja dapat menjadi pemicu munuculnya stres. Seseorang juga harus memperhatikan hubungan dan persaingan dengan rekan kerjanya.
2.      Problem finansial
Faktor ekonomi telah membuat banyak orang tertekan, yang selanjutnya membuat mereka stres. Stres inilah yang pada akhirnya melahirkan perilaku-perilaku yang destruktif seperti kasus di mana seorang pencuri terdorong melakukan aksinya karena kesulitan ekonomi. Ada juga yang nekad merampok, menjambret, dan menipu juga gara-gara masalah uang.

3.      Hubungan personal dan sosial
Hubungan personal dengan seseorang, yang rumit, sulit, atau pun menemui kegagalan juga dan berinteraksi dengan lingkungan, bertemu macam-macam orang seringkali membuat Anda tertekan. Dampak yang timbul dari stres karena hubungan personal  dan social biasanya berupa lemahnya kejiwaan, mudah berprasangka buruk, mudah tersinggung, merasa tertindas, dan merasa tersaingi.

4.      Penyakit
Stres bisa memperparah penyakit yang seseorang derita. Orang tersebuat akan merasa tertekan, karena penyakit itu sendiri, biaya pengobatan yang mahal, atau pikiran bahwa semakin hari sakit yang derita semakin merepotkan diri dan keluarganya. 

5.      Kegagalan
Terobsesi dengan keinginan. Keinginan dan impian adalah bukti kegairahan sumber kehidupan. Namun, tidak mungkin meraih sebuah impian secara instan. Hasil tidak jatuh dari langit. Butuh waktu dan proses untuk mencapainya. Selain itu, diperlukan juga usaha yang sungguh-sungguh. Tidak menyadari kenyataan ini akan membuat seseorang tertekan dan stres manakala impiannya tidak terwujud.

6.      Kondisi fisik dan mental
Kondisi kejiwaan dapat menjadi pemicu stres. Jika seseorang merupakan tipe pemalu atau tidak memiliki kepercayaan diri, maka ia akan rentan mendapatkan stres. Hal tersebut dikarenakan , kehidupan menuntut untuk selalu berinteraksi dengan orang lain ,ada saja sesuatu yang melemahkan kepercayaan diri .
Selain mental, kondisi fisik juga dapat menjadi tekanan. Kegemukan, tinggi badan yang tidak proporsional, wajah yang tidak menarik dapat menjadi permasalahan tersendiri. Hal tersebut dikarnakan menilai kondisi fisik sebagai sebuah kekurangan. Penilaian seperti itu, pada akhuirnya membuat seseorang tidak berskyukur. Ia akan berkutat pada masalah tersebut dan menyalahkan diri sendiri karenanya.

7.      Kematian orang tersayang
Apabila seseorang memiliki ikatan emosional yang kuat dengan teman dekat, pasangan, atau keluarga,ia akan merasa sangat kehilangan manakala salah satu di antara mereka meninggal dunia. Banyak di antara kita yang bahkan kesulitan untuk get over it, mengikhlaskan kepergian orang-orang tercinta dan melanjutkan hidup. Kesulitan tersebut merupakan gejala stres karena tidak dapat menerima kenyataan bahwa salah satu orang terkasih telah tiada.

Gejala – Gejala Stress Fisik dan Psikis

Manusia bereaksi seutuhnya, artinya terdapat gejala-gejala fisik maupun psikis stres dapat dibagi sebagai berikut :

a. Gejala Fisik
 Gejala fisik meliputi keadaan merasa lelah, imsomnia, nyeri kepala, otot kaku dan tegang,  berdebar-debar, nyeri dada, nafas pendek, gangguan lambung dan pencernaan, mual, gemetar, tangan dan kaki merasa dingin, wajah terasa panas, berkeringat, sering flu, dan menstruasi terganggu. Karena gejala fisik ini mungkin ada kaitannya dengan penyakit fisik sebaiknya  berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan bahwa gejala fisik tersebut disebabkan oleh stres.

b. Gejala Psikis
 Keadaan psikis ini ada 3 bagian :
1.      Gejala Mental : Gejala mental meliputi berkurangnya konsentrasi dan daya ingat, ragu-ragu,  bingung, merasa pikiran penuh atau bahkan merasa kosong, kehilangan rasa humor.
2.      Gejala Emosi : meliputi cemas (berbagai situasi), depresi, putus asa, mudah marah, ketakutan, frustasi, tiba-tiba menangis, fobia, rendah diri, merasa tidak berdaya, menarik diri dari pergaulan, dan menghindari kegiatan yang sebelumnya disenangi.
3.      Gejala Perilaku : Gejala perilaku ini meliputi gejala yang ditunjukkan oleh individu yang merasa stress seperti, mondar-mandir, gelisah, menggigit kuku, menggerak-gerakkan anggota badan/jari- jari, perubahan pola makan, merokok, minum-minuman keras, menangis histeris, berteriak, mengumpat, melempar barang atau memukul barang.

Cara Mengatasi Stress


1.      Melakukan Hobi
Cara mengatasi stress berat dengan melakukan hobi yang ingin dilakukan adalah cara paling mudah. Hobi merupakan suatu kegiatan yang dipercaya dapat menenangkan pikiran seseorang jika dilakukan. Tujuannya adalah untuk mendapatakan suatu kesenangan sehingga menjadi hiburan tersendiri bagi pikiran dan jiwa orang tersebut. Contoh : Yoga, Memancing,Olahraga, Salon.

2.      Komunikasi
Komunikasi atau berbicara hingga berbagi cerita tentang permasalahan atau beban hidup kepada seseorang sangat baik untuk mengurangi beban yang dialami dan mengatasi stres. Selain itu, bercerita kepada teman memungkinkan seseorang untuk mendapatkan solusi dari masalah tersebut.

3.      Berendam
Memanfaatkan air dengan mandi atau berendam memiliki efek yang baik untuk mengatasi stres sebab ampuh untuk penyembuhan hingga penenangan diri. Stimulus dari suasana ini, mampu mengingatkan tubuh dan pikiran seseorang kepada suasana saat berada di rahim sehingga memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi tubuh. Agar lebih efektif, mandi atau berendam dilakukan menggunakan air hangat di bathub.

4.      Berteriak
Berteriak lepas dengan suara lantang merupakan cara yang baik dilakukan untuk mengatasi stres. Saat mengalami stres, seseorang pasti merasakan ada sesuatu yang mengganjal di hati. Oleh karena itu, melepaskan perasaan tidak mengenakkan itu bisa dilakukan dengan berteriak yang tentu saja dilakukan di tempat yang luas dan sepi agar tidak mengganggu orang lain seperti di tepi pantai atau diatas tebing.

5.      Berlibur
Berlibur merupakan cara yang dilakukan untuk menghindari lingkungan negatif. Oleh karena itu, rekreasi juga merupakan kegiatan yang sangat efektif untuk mengatasi stres. Rekreasi bisa dilakukan bersama keluarga agar lebih menyenangkan.

6.      Aromaterapi
Aroma memiliki efek yang sangat mempengaruhi emosi manusia sebab indra penciuman merupakan indra yang berhubungan dengan sistem limbik sebagai pusat kendali emosional dalam otak manusia. Oleh karena itu, aromaterapi bisa menjadi salah satu terapi yang dapat merangsang emosi manusia. Adapun beberapa jenis aromaterapi yang bisa dicoba adalah sebagai berikut:

·         Lavender, merupakan aroma yang jika dihirup mampu membantu memperlambat aktivitas otak yang awalnya cepat karena pengaruh stres. Dengan aktifitas yang lambat ini, tentu seseorang bisa merasa santai dan tenang sehingga stres bisa hilang.

·         Melati, merupakan aromaterapi yang ampuh untuk menenangkan saraf yang tegang. Selain itu, minyak melati dapat mengatur kadar stres, kecemasan hingga rasa gembira yang berlebihan.

·         Mawar dan germanium, memiliki aroma bunga yang mampu menghilangkan kecemasan karena minyak ini mampu menyeimbangkan kadar hormon dalam tubuh sehingga membuat tubuh menjadi lebih rileks.

·         Minyak bergamot, merupakan aromaterapi yang berasal dari kulit buah jeruk mentah sehingga minyak ini memiliki aroma khas seperti buah jeruk. Aromaterapi ini dapat membantu hipotalamus pada otak menjadi lebih tenang, sehingga minyak bergamot ini sangat dianjurkan untuk meredakan stres serta kecmasan yang berlebihan.

·         Ylang-ylang, juga merupakan aromaterapi yang dapat menghilangkan stres. Caranya dengan mencampurkan minyak bergamot dengan minyak ini untuk mendapatkan aroma yang diinginkan.

7.      Tertawa
Tertawa ternyata membawa efek yang sangat baik untuk menghilangkan stres. Menurut beberapa penelitian, tertawa 5 hingga 10 menit dapat merangsang endorphine, serotonin dan metanonin untuk keluar. Dimana ketiga zat ini memberikan manfaat yang baik untuk otak sehingga tubuh menjadi lebih tenang. Bahkan, tertawa ini dapat menyembuhkan seseorang yang mengalami gangguan mental stres berat. 

8.      Tidur
Tidur merupakan salah satu cara yang cukup efektif untuk menghilangkan stres yang dapat meningkatkan produktivitas. Disamping itu, beristirahat atau tidur minimal selama 8 jam yang dilakukan setiap hari mampu meremajakan tubuh untuk beraktifitas di hari selanjutnya.



Daftar Pustaka
3.      http://www.academia.edu/8510035/GEJALA_DAN_PENYEBAB_TERJADINYA_STRES

Tidak ada komentar:

Posting Komentar